Sabtu, 08 Januari 2011

Perkembangan Teknologi Blog


Saat ini blog sudah menjadi gaya hidup bahkan lebih penting daripada nyawa. Salah satunya penduduk China yang tetap ngeblog meski dilanda gempa hebat beberapa waktu lalu.
Istilah blog muncul pertama kali pada tahun 1997 oleh Jorn Barger. Istilah itu digunakan oleh Barger untuk menyebut website yang berisi catatan-catatan harian si websurfer. Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman “What’s New” pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic sendiri adalah browser pertama sebelum kemunculan dari Internet Explorer. Tapi ada yang mengatakan bahwa blog pertama adalah website pribadi milik Justin Hall.
Ketenaran blog dipicu oleh kejadian 9 September 2001, yaitu serangan ke gedung kembar WTC. Kala itu banyak warga Amerika yang membanjiri internet untuk mencari tahu mengenai kejadian itu. Ternyata banyak rekaman atau catatan-catatan pribadi dari orang-orang yang mengalami atau melihat langsung kejadian itu. Sejak saat itu blog menjadi alternatif sumber informasi dan berita. Nah sejak saat itu blog menjadi suatu trend dan banyak orang membuat blog. Para pemilik blog disebut juga blogger.
Bagaimana dengan di Indonesia? Perkembangan blog di negara kita tak jauh beda. Diawali tahun 1999-2000 dan menjadi trend di tahun 2003. Bahkan di tahun tersebut blog sudah dianggap memiliki potensi.
Nah tahun-tahun belakangan ini, blog sudah menjadi sumber nafkah sebagian blogger di Indonesia. Banyak blogger yang sudah meraup ribuan dollar menjadi netpreanur, seperti cosa, atau yang lainnya. Selain masyarakat ‘biasa’, banyak tokoh-tokoh masyarakat yang ikut ngeblog. Mulai dari konsultan perusahaan sampai dengan seniman juga mempunyai blog pribadi. Tentu saja isi dari blog tersebut bervariasi, tergantung profesi yang mereka tekuni.
Nah walaupun ada tokoh yang apatis terhadap perkembangan blog dan blogger, tapi menurut saya blog akan terus berkembang dan exist sepanjang masih hidupnya internet di dunia ini.
Semakin banyak jumlah blog.
Semua tahu kalau jumlah blog dan blogger Indonesia terus bertambah banyak. Namun bukan berarti pertumbuhan itu akan diikuti oleh pertumbuhan konten positif. Perhatikan deh, semakin hari semakin banyak saja buku terbit yang bertemakan “menjadi kaya dengan blog.” Buku-buku itu mengesampingkan hakikat blog sebenarnya, yakni sebagai media penyaji informasi dan komunikasi antara penulis dan pembacanya.
Blog menjadi media komunitas.
Di akhir 2008 kemarin muncul Facebook Connect, dimana Facebook kini memungkinkan setiap situs memanfaatkan database anggota Facebook. Setiap situs dimungkinkan untuk membuat komunitasnya sendiri dengan mengkoneksikannya dengan API Facebook. Blog berbasis WordPress kini sudah menyediakan plugin-nya, dan contohnya bisa dilihat di sidebar kanan blog ini.
Dengan plugin ini, pengunjung bisa berkomentar menggunakan login Facebook, dan setiap komentarnya di blog ini bisa muncul pula di profil dirinya di Facebook. Ini baru awal. Di tahun 2009, pengembangan yang muncul pasti bisa beraneka ragam. Bisa jadi, beragam game dan aplikasi Facebook lainnya nanti bisa ikut pula terintegrasi dalam blog. Bisa jadi pula, kita nanti bisa memanfaatkan fitur-fitur wall, discussion board, video player, yang terintegrasi dengan blog yang kita miliki. Lama-kelamaan, blog yang tadinya adalah ranah pribadi, semakin berkembang menjadi ranah komunitas para pembacanya.
Selain itu juga ada Google Friend Connect, yang punya konsep serupa. Contohnya juga bisa dilihat di sidebar kanan blog ini. Sekarang aplikasi yang dikembangkan untuk Google Friend Conncet ini memang masih sedikit, seperti shoutbox (dulu pernah dipasang pula di blog ini). Yang bisa mengirimkan komentar di shoutbox hanyalah mereka yang sudah tergabung dalam Google Friend Connect. Di tahun 2009, aplikasi yang muncul pasti akan semakin banyak. Bisa jadi akan pula terintegrasi dengan Google Gadget, sehingga kita bisa melihat horoskop/bermain game/membaca berita yang difavoritkan oleh anggota lainnya.
Batasan blog dan media mainstream semakin kabur.
Di Indonesia tren membangun portal berita kembali menanjak. Setiap media elektronik ingin punya versi portalnya sendiri. Bahkan isunya Vivanews saja mengeluarkan dana hingga 15 milyar hanya untuk portal tersebut, dan berharap bisa break even point dalam 3 tahun. Berhasil atau nggak, tergantung pelaksana Vivanews yang punya rencana. Jelas kalau hanya mengandalkan penjualan spot iklan akan susah mengejarnya. Belum lagi, ada yang memprediksi belanja iklan para pemasar produk di tahun 2009 menurun, yang tentunya akan berimbas pada persaingan sengit dengan portal-portal berita yang lebih dulu ada.
Buat mereka yang tidak punya bujet sebesar itu, namun ingin terjun di dunia online, bisa jadi akan melirik alternatif lain dengan bujet yang lebih masuk akal. Di luar, banyak media memanfaatkan format blog sebagai model penyampaian berita. Skala blog yang awalnya hanya ditulis individual dan hanya membahas satu tipe topik akan membesar. Blog diisi oleh banyak penulis dengan topik yang lebih melebar pula, layaknya sebuah majalah yang biasa kita baca. Pola-pola penyampaian berita seperti yang dilakukan oleh Gawker, Inquisitr, Huffington Post, atau Techcrunch menjadi alternatif dibandingkan memikirkan pengelolaan portal berita yang mahal.

Semakin banyak politisi ngeblog.
Semua sudah tahu cerita Obama yang memanfaatkan media sosial untuk membantu kampanye politiknya. Politisi pun mungkin banyak yang sudah tahu. Mereka juga tahu kalau 10% penduduk Indonesia ini doyan internet. Melakukan pendekatan kepada para pengguna internet Indonesia sudah menjadi kewajiban kalau mereka ingin bisa sukses di Pemilu mendatang.
Blog menjadi media yang paling mudah dipakai untuk mereka bercerita tentang program mereka. Namun akan sangat disayangkan bila tujuan mereka ngeblog adalah untuk mencari dukungan suara belaka saja. Hal ini tidak berbeda dengan mereka yang ngeblog hanya untuk mencari uang belaka. Harapannya sih, mereka ngeblog dengan tujuan yang lebih mulia, yakni memberikan pendidikan politik bagi warga internet. Jadi, tidak peduli apakah mereka nanti dipilih atau tidak, kegiatan ngeblog harus terus mereka jalankan.
Semakin banyak ulasan produk dilakukan oleh para blogger.
Tahun 2008 saja sudah ada beberapa produk yang melakukan advertorial di beberapa blog. Mereka memilih blog tertentu yang target pembacanya sesuai dengan target produk mereka. Memang tahun 2008 masih banyak yang sifatnya sebagai coba-coba. Advertorial bisa berupa pesanan tulisan dari pemilik produk. Untuk rangkaian kata-katanya blogger dibebaskan untuk menulisnya. Blogger bebas pula memberikan opini dan kritikan seputar produk tersebut. Atau, bisa juga blogger diundang untuk menghadiri suatu acara khusus, lalu penyelenggara acara berharap blogger mau menuliskan pengalamannya di blognya. Memang belum ada yang membuktikan efektifitas keberhasilan cara ini. Namun karena biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, pasti akan semakin banyak pemilik produk yang ikut mencoba. 


oleh : IntanPuspitaSari/072200065/PertekomIII-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar