Sabtu, 08 Januari 2011

Informasi adalah Pencerahan, pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, resmi, laporan, saran, berita, catatan, rekening, keterangan pernyataan, pengesahan.
Superhighway adalah jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer suara dan video dan gambar.
Informasi Superhighway adalah media jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, laporan, saran berita, dalam bentuk simbol, suara video dan gambar di digital form.
Syarat-syarat untuk mengakses Informasi Superhighway:
  • Ada perangkat penunjang
  • Kemampuan dalam mengoperasikan perangkt yang sudah ada.
Informasi Superhighway memungkinkan khalayak untuk :
  • berhubungan dengan individu/masyarakat lain daerah/negara dengan cepat.
  • Menyalurkan aspirasi dan espresi yang menjadikan dirinya akrab dengan individu/masyarakat yang lain.
  • Mengakses semua hasil kebudayaan yang muncul di berbagai daerah.

    oleh : IntanPuspitaSari07220065/ertekomIII-D

Informasi Superhighway

Informasi adalah Pencerahan, pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, resmi, laporan, saran, berita, catatan, rekening, keterangan pernyataan, pengesahan.
Superhighway adalah jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer suara dan video dan gambar.
Informasi Superhighway adalah media jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, laporan, saran berita, dalam bentuk simbol, suara video dan gambar di digital form.
Syarat-syarat untuk mengakses Informasi Superhighway:
  • Ada perangkat penunjang
  • Kemampuan dalam mengoperasikan perangkt yang sudah ada.
Informasi Superhighway memungkinkan khalayak untuk :
  • berhubungan dengan individu/masyarakat lain daerah/negara dengan cepat.
  • Menyalurkan aspirasi dan espresi yang menjadikan dirinya akrab dengan individu/masyarakat yang lain.
  • Mengakses semua hasil kebudayaan yang muncul di berbagai daerah.

    oleh : IntanPupitaSari07220065/PertekomIII-D

Informasi Superhighway

Informasi adalah Pencerahan, pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, resmi, laporan, saran, berita, catatan, rekening, keterangan pernyataan, pengesahan.
Superhighway adalah jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer suara dan video dan gambar.
Informasi Superhighway adalah media jaringan yang luas elektronik (seperti internet) yang digunakan untuk kecepatan transfer pengetahuan, data, komunikasi, pernyataan, pemberitahuan, pengumuman, laporan, saran berita, dalam bentuk simbol, suara video dan gambar di digital form.
Syarat-syarat untuk mengakses Informasi Superhighway:
  • Ada perangkat penunjang
  • Kemampuan dalam mengoperasikan perangkt yang sudah ada.
Informasi Superhighway memungkinkan khalayak untuk :
  • berhubungan dengan individu/masyarakat lain daerah/negara dengan cepat.
  • Menyalurkan aspirasi dan espresi yang menjadikan dirinya akrab dengan individu/masyarakat yang lain.
  • Mengakses semua hasil kebudayaan yang muncul di berbagai daerah.

Perkembangan Teknologi Media Televisi

Televisi siaran ditemukan melalui berbagai eksperimen, dan merupakan pengembangan dari eksperimen sebelumnya, termasuk radio siaran.
Televisi berperan sebagai alat transmisi mulai tahun 1925 di Amerika Serikat, dan berfungsi sebagai media komunikasi massa karena secara reguler menyampaikan pesan pada tahun 1928.
Di Indonesia televisi siaran dengan stasiun call TVRI mulai mengudara tanggal 24 Agustus 1962, pada saat pembukaan Pesta Olahraga se Asia (Asean Games) IV Senayan Jakarta. Tanggal 24 Agustus, selanjutnya dianggap sebagai hari kelahiran TVRI yang kedudukannya berada di bawah Departemen Penerangan. Kini stasiun televisi di Indonesia diramaikan dengan beberapa stasiun swasta, yakni RCTI, SCTV, MetroTV, tvOne, TV7, TransTV, TPI dan ANteve. Meskipun demikian, televisi siaran tidak akan "menggeser" kedudukan radio siaran karena radio siaran memiliki karakteristik yang khas, bahkan di antara keduanya saling mengisi dan saling menunjang. Fungsi televisi siaran sama seperti media massa lainnya, hanya khalayak pada umumnya menganggap televisi lebih berfungsi sebagai hiburan. Karakteristik televisi yang utama adalah audiovisual, yakni dapat dilihat dan sekaligus dapat didengar, konsekuensinya antara gambar dan suara tidak ada yang lebih dominan, kedua unsur itu harus harmonis dan sama pentingnya. Komunikasi melalui televisi menggunakan peralatan yang lebih banyak serta lebih canggih sehingga untuk mengoperasikannya lebih rumit dan melibatkan jumlah orang yang lebih banyak.
Oleh karena karakteristik itu maka proses penyampaian pesan melalui televisi perlu memperhatikan berbagai faktor, yakni penonton, faktor waktu, durasi dan metode penyajian. Keempat faktor tersebut satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Penonton televisi sebagai komunikan yang heterogen terbagi menjadi beberapa kelompok di mana tiap kelompoknya mempunyai minat dan kebiasaan yang berbeda, termasuk kebiasaannya dalam menonton televisi. Oleh karenanya, acara-acara televisi akan disesuaikan dengan kebiasaan menonton televisi khalayaknya, sedangkan faktor durasi mempertimbangkan kesesuaian naskah dan tujuan yang akan dicapai. Faktor metode penyajian lebih mempertimbangkan sasaran khalayak serta fungsi utama televisi siaran sebagai media hiburan dan informasi.
Jenis-Jenis Televisi
TV MEKANIK _Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow [1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi. Kemudian disekitar tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT]. Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TV ELEKTRONIK_Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
TV BERWARNA_Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sayang sekali bahwa sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS, yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka, harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA, yang belajar dari pengalaman CBS, mulai membangun sistem warna mereka sendiri. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu juga untuk diterima sistem hitam putih [BW]. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
TV saat Plasma Display TV_Tampilan plasma diciptakan di Universitas Illinois oleh Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow pada 1964 untuk Sistem Komputer PLATO. Panel monochrome orisinal (biasanya oranye atau hijau) menikmati penggunaan yang bertambah pada awal 1970-an karena tampilan ini kuat dan tidak membutuhkan sirkuit memori dan penyegaran. Namun diikuti oleh kurangnya penjualan yang dikarenakan perkembangan semikonduktor memori membuat tampilan CRT sangat murah pada akhir 1970-an. Dimulai dari dissertasi PhD Larry Weber dari Universitas Illinois pada 1975 yang berhasil membuat tampilan plasma berwarna, dan akhirnya berhasil mencapai tujuan tersebut pada 1995. Sekarang ini sangat terangnya dan sudut pandang lebar dari panel berwarna plamsa telah menyebabkan tampilan ini kembali mendapatkan kepopulerannya
TV Masa Depan_Laser dapat menjadi pengganti yang ideal untuk lampu UHP, yang saat ini digunakan di perangkat proyeksi layar seperti TV proyeksi belakang dan proyektor depan. Televisi saat ini adalah mampu menampilkan hanya separuh dari spektrum warna. Sebaliknya, para pendukung klaim teknologi TV Laser yang standar akan dapat bereproduksi lebih dari 90% dari warna dapat dilihat dengan mata manusia.

Sebuah TV laser memerlukan laser dalam tiga panjang gelombang yang berbeda: Merah, Hijau dan Biru. Sementara dioda laser merah tersedia secara komersial, tidak ada dioda laser yang tersedia secara komersial hijau dan biru yang dapat memberikan daya yang diperlukan pada suhu kamar dengan waktu hidup yang memadai. Sebaliknya menggandakan frekuensi yang dapat digunakan untuk menyediakan panjang gelombang biru dan hijau. Beberapa jenis laser dapat digunakan sebagai frekuensi dua kali lipat sumber: laser serat, rongga antar dua kali lipat laser, rongga eksternal dua kali lipat laser, eVCSEL's OPSL dan (optik Bergairah Semiconductor Laser). Di antara rongga antar dua kali lipat laser VCSEL's telah menunjukkan banyak janji dan potensi untuk menjadi dasar bagi massa yang dihasilkan dua kali lipat frekuensi laser.


oleh : IntanPuspitaSari/07220065/PertekomIII-D

Perkembangan Teknologi Ponsel

Diawal kemunculannya, telepon seluler atau handpone disimbolkan sebagai alat komunikasi canggih tanpa kabel melampaui alat komunikasi pendahulunya. Dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk kecanggihan-kecanggihan serta fitur-fitur yang tersedia dalam ponsel yang semakin bervarisasi, ponsel ternyata juga bisa mempengaruhi sikap dan perilaku pemakainya. Bahkan jenis ponsel bisa menggambarkan kepribadian pemakainya. Di Indonesia sendiri, banyak pengguna yang berponsel dengan gaya yang mereka inginkan. Bukan saja menginginkan ponsel berteknologi modern tetapi mengikuti trend fashion terkini seperti kemampuan tekonologi yang bersifat “fantasi”. Misalkan saja, teknologi CDMA yang dimiliki produk-produk ponsel hi-end (kelas atas) menjadi incaran para ponsel mania karena kegunaannya yang lebih efisien dan murah dari jenis GSM. Padahal, untuk teknologi ini dikawasan Asia sudah menjadi generasi lawas. Saat ini, teknologi baru tengah dikembangkan oleh para jasa operator selular yang ada di Indonesia, yakni teknologi berbasis 3 GSM. Teknologi berbasis 3 GSM itu untuk menjawab keinginan para selular mania yang tidak puas dengan kemampuan GSM yang ada. Hal itu juga diikuti sejumlah vendor ponsel dengan mempromosikan kemampuan 3 GSM yang tersedia. Layanan seluler berplatform GSM generasi ketiga (3G) ini, rupanya sempat mengguncang dunia gadgeters di dunia. Saat berlangsung ComunicAsia 2005 di Singapura beberapa waktu lalu, semua vendor handset memperkenalkan ponsel berplatform 3G. Tak hanya CommunicAsia, pada berbagai perhelatan teknologi informasi sepanjang tahun 2005, 3G menjadi pusat perhatian berbagai kalangan. Dunia, termasuk juga di kawasan Asia Pasifik tengah bergerak menuju layanan berbasis 3G. Pilihan ponsel 3G semakin banyak dan bervariasi. Siemens yang kini diakuisisi BenQ, menawarkan SGX-75. Sony Ericsson yang telah merilis dua ponsel 3G yakni Z800i dan K600i, memperkaya koleksinya dengan merilis K608. Hutchinson, salah satu operator 3G, tercatat sebagai klien pertama Sony Ericsson untuk ponsel ini. Jan Wäreby selaku Corporate Executive, Vice President dan Kepala Penjualan dan Pemasaran, Sony Ericsson, menyebut bahwa pengguna 3G tumbuh secara signifikan. Ia memperkirakan pelanggan layanan ini akan meningkat dua kali dibandingkan tahun 2004. Pada tahun 2004, pelanggan 3G mencapai 16 juta. Ke depan, pelanggan 3G dilukiskan Wäreby akan tumbuh secara signifikan. Motorola tak kalah agresif. Untuk pasar Asia Pasific, Motorola menawarkan empat ponsel 3G, yakni V1150, A1100, E1000, V975 dan C975. Dari lima ponsel tadi, tiga telah dirilis dan beredar di pasar. V1550 dan C975 merupakan ponsel baru yang diperkenalkan kepada publik. Dari luar arena CommunicAsia 2005, Nokia yang menggelar eksebisi bertajuk Live Connected di Ritz Carlton, Singapura, merilis ponsel 3G baru, melengkapi lima ponsel 3G yang dirilis sebelumnya. Produk terbaru Nokia adalah ponsel sliding, N-6820. Dari sisi harga dan teknologi, 3G masuk kategori high level. Sasaran 3G, tak urung adalah kelompok mid level atau high level. Tidak tertutup kemungkinkan, kategori entry level akan langsung melompat ke 3G. Pasalnya, 3G menawarkan multimedia yang benar-benar baru. Salah satu daya pikat 3G adalah musik, games atau video on demand. Selain itu, kecepatan transfer data real time yang tinggi, akan diminati kalangan pebisnis, terutamanya yang biasa bermain di pasar uang. Saat ini kehebatan ponsel-ponsel generasi ketiga belum bisa dirasakan di Indonesia, mengingat dukungan operator belum sejauh itu. Penggunaan ponsel-ponsel 3G baru sebatas masa uji coba saja. Namun, pemerintah telah mempersiapkan alokasi frekuensi bagi operator telekomunikasi yang akan menggelar layanan 3G. Jadi bersiap-saja untuk kehadiran ponsel generasi ketiga yang menambah marak perkembangan teknologi 3G di Indonesia.
Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Ponsel
Bila kita mengikuti perkembangan dunia telekomunikasi yang sedang berlangsung di Indonesia, sebagai akibat adanya pengaruh global kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka salah satu fenomena yang menarik untuk diamati adalah meningkatnya jumlah pelanggan ponsel.

Dewasa ini disadari atau tidak, penggunaan ponsel telah mewabah di mana ponsel telah menjadi kebutuhan primer yang pada masa lalu, ponsel merupakan barang mewah, berharga mahal yang hanya dimiliki oleh orang-orang berduit saja
. Sekarang, ponsel bukanlah menjadi barang mewah dan mahal, orang-orang kaya sampai masyarakat kelas menengah-bawah seperti pedagang kaki lima (PK5), supir, pedagang kelontong, kurir, tukang ojek, tukang pijat, ibu-ibu rumah tangga, bahkan pembantu rumah tangga maupun anak-anak sekolah sudah menggunakannya.

Ini dapat dilihat dari peningkatan penggunaan ponsel diperkirakan akan melampaui pelanggan telepon tetap (fixed line) yang dikeluarkan PT Telkom yang sebanyak 7,2 juta pelanggan. Perkiraan pada akhir tahun 2001 saja, industri selular telah melayani 6,57 juta pemakai ponsel. Lihat saja bila ada tamu atau rekan kita datang berkunjung ke Batam, salah satu yang ditanyakan pastilah mengenai ponsel.

Ponsel di Batam kebanyakan berasal dari Singapura, karena kedekatannya dengan negara tetangga itu ponsel di Batam kebanyakan tidak bergaransi atau lebih dikenal dengan istilah HP BS (ponsel Barang Selundupan). Ponsel di Batam diyakini baik harga maupun tipe baru lebih murah dan lebih dulu ada di Batam, dibandingkan di Jakarta yang dijadikan barometer peredaran ponsel di seluruh Indonesia.

Hampir di seluruh kawasan Mall, Plaza maupun kaki lima yang ada di Batam dipastikan terdapat toko ponsel yang menjual ponsel model terbaru maupun barang bekas (second), baik yang bergaransi maupun tidak. Sekarang ini, telah banyak media massa yang khusus membahas masalah ponsel dalam mempromosikan ponsel baru dari produsen ponsel dengan berbagai tipe dan model, kemampuan yang dimiliki dari keluaran terbaru termasuk segala bentuk asesorinya dapat dilihat melalui media massa. Gaya hidup going mobile ini, di mana orang ingin menghubungi dan dihubungi di manapun berada, menyebabkan ponsel rasa-rasanya menjadi aksesoris yang wajib dimiliki dan dibawa ke mana-mana. Harga ponsel saat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan awal kemunculan ponsel, dengan kemampuan fitur-fitur menarik yang disesuaikan dengan tipe dari masing-masing produsen ponsel untuk menjaring pembelinya. Selain harga yang terbilang murah, banyaknya operator ponsel seperti Telkomsel, Satelindo, dan XL melalui produk-produk yang diunggulkannya berlomba memberikan tarif murah melalui pembelian voucer perdana, di mana dengan uang Rp25.000 kita dapat memiliki nomor ponsel dengan fasilitas yang cukup banyak. Selain itu, ada juga operator yang mengeluarkan produk voucer isi ulang yang hanya Rp5.000 saja, bahkan ada juga yang bila kehabisan pulsa bisa meminta sebagian pulsa dari rekannya.

Namun, selain memberikan dampak positif, tak terelakan gelombang penggunaan ponsel ini menghadirkan modus baru kejahatan berkaitan dengan ponsel. Baik itu berupa perampasan atau pencurian ponsel, penipuan bahkan yang perlu diantsipasi, dengan kehadiran mobile internet, kejahatan dengan memanfaatkan internet melalui ponsel. Masyarakat yang masih awam dengan barang tersebut, tentulah kurang menyadari bahwasanya ada orang lain yang dapat memanfaatkan kemampuan teknologi telekomunikasi untuk melakukan tindak kejahatan.

Masyarakat perlu mengetahui segala bentuk modus operandi yang digunakan oleh pelaku untuk memperdayai korbannya, sehingga masyarakat terhindar dari tindak kejahatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Sebagaimana saya contohkan diawal penulisan ini, salah satu modus operandi yang sering digunakan pelaku untuk menjerat korbannya, dengan memanfaatkan layanan yang umum ada di ponsel melalui pengiriman pesan lewat Short Message Service (SMS). Kepada calon korbannya, pelaku mengabarkan bahwa si korban adalah pemenang undian yang diselenggarakan pihak tertentu atau operator ponsel tertentu. Syarat yang harus dipenuhi korban untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan, harus mengirimkan sejumlah dana untuk membayar pajak undian sebelum mengambil hadiahnya. Ataupun ada juga yang diminta dengan cara membeli voucher prabayar dari operator ponsel yang telah ditentukan, kemudian memberi tahu nomor serinya kepada para penipu tersebut.
Akibat perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi khususnya ponsel, juga menimbulkan dampak kejahatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Pelaku kejahatan memanfaatkan maraknya undian harapan yang dilakukan oleh para operator ponsel seperti Telkomsel, Mentari, Satelindo, XL dan sebagainya. Korban biasanya telah disurvei dan diidentifikasi terlebih dahulu khususnya dari kalangan orang yang tidak berpendidikan tinggi, kurang mengerti masalah teknogi, dan kebanyakan dari kalangan masyarakat kelas menengah tidak miskin tetapi juga tidak kaya. Hal ini, bila dilihat secara sosiologis telah terjadi perubahan sosial pada masyarakat Indonesia.

Masuknya produk-produk hasil teknologi ponsel yang dulunya merupakan barang mewah, memiliki prestise tersendiri, memotivasi diri, memiliki kebanggaan, mahal karena harganya sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rata-rata, tetapi, sekarang ini bukan lagi merupakan barang mewah dan mahal karena masyarakat dengan penghasilan UMR (Upah Minimum Regional) sekalipun mampu membelinya. Harga yang terjangkau dan adanya kemudahan untuk kredit pembelian juga menyebabkan masyarakat mudah untuk memilikinya. Sehingga, kemampuan daya beli masyarakat untuk menunjukkan tingkatan elit tidaknya seseorang bukan lagi terletak pada pemakaian ponselnya.

Dengan adanya perkembangan tersebut, berarti telah terjadi perubahan dalam masyarakat dari masyarakat yang berbudaya primitif menuju masyarakat maju atau kompleks kebudayaannya. Hal itu menurut Suparlan (1986), terwujud melalui proses penemuan (discovery) adalah suatu bentuk penemuan baru berupa persepsi mengenai hakikat sesuatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala atau lebih. Penemuan ponsel lambat laun menggantikan peran telepon tetap (fixed line) karena mobilitas masyarakat yang semakin cepat dan dapat dihubungi di mana-mana tanpa harus kembali ke rumah dahulu atau mencari telepon umum.
Selanjutnya, perubahan sosial juga dikarenakan adanya penciptaan bentuk baru (invention) yaitu suatu pembuatan bentuk baru yang berupa benda atau pengetahuan yang dilakukan dengan melalui proses penciptaan dan yang didasarkan atas pengkombinasian dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda dan gejala. Ponsel yang saat ini beredar, sangatlah jauh berbeda dengan bentuk ponsel pada awal-awalnya di mana bentuknya besar, orang bilang "telepon batu bata" dan fungsinya hanya untuk berbicara saja. Sekarang hal itu sudah tidak berlaku lagi, karena model, tipe dan bentuk ponsel saat ini sudah merupakan gabungan dari beberapa penemuan lainnya, seperti dapat digunakan untuk menjelajahi internet, MMS, GPRS, berkirim berita lewat SMS yang dulunya menggunakan peralatan pager, bermain game, mencari berita, mendengarkan radio, mendengarkan musik dan menggantinya sesuai kesukaannya, dapat memotret, saling melihat pembicara, merekam audio maupun video dan sebagainya.
Perubahan sosial juga menyebabkan terjadinya proses difusi, di mana menurut Suparlan (1986) dalam proses difusi antara dua masyarakat yang berdekatan, maka bila yang satu lebih sederhana kebudayaannya daripada yang satunya lagi, masyarakat yang kebudayaannya lebih sederhanalah yang lebih banyak menerima kebudayaan dari masyarakat yang lebih maju atau kompleks; dan bukan sebaliknya. Akibat perkembangan global yang tidak mengenal batas wilayah (borderless), menyebabkan masuknya kebudayaan dari luar masuk ke Indonesia tanpa dapat dicegah.

Penggunaan internet baik melalui perangkat komputer maupun ponsel dapat mengakses informasi dari seluruh dunia, termasuk juga didalamnya masalah pornografi, penggunaan internet banking, informasi bioskop, bursa efek, dan sebagainya cukup dilakukan hanya dalam genggaman tangan saja. Tetapi, di sisi lain adanya pergeseran pemanfaatan teknologi yang tidak hanya sebagai perkembangan kemajuan teknologi yaitu dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dengan menggunakan modus operandi baru. Kejahatan lama dikemas untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan kurangnya kemampuan untuk antisipasi dari masyarakat, akibat dari sisi negatif perkembangan teknologi.
Sehingga, dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan. Kejahatan timbul karena adanya niat dan kesempatan. Niat didasari atas naluri manusia terhadap keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, agar tetap survive, keinginan untuk mendapatkan harta dengan cepat, akibat dari meningkatnya angka pengangguran, urbanisasi, semakin sempitnya lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, timbulnya niat jahat ada dalam naluri/ keinginan manusia untuk berbuat jahat dikarenakan adanya desakan arti kebutuhan bagi diri pelakunya. Menurut Noerdin dalam Widjaya (1986) bahwa setiap manusia ada dua naluri pokok, yaitu naluri selfpreservation yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan naluri propagation yaitu naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan spesinya, yang kemudian ditambahkannya dengan naluri "lain" yaitu keinginan untuk mencari kepuasan, kesenangan. Dengan demikian, ada dua variabel yang memungkinkan orang berbuat jahat sebagai dampak dari penggunaan ponsel yaitu adanya naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup, dan keinginan untuk mencari kepuasan atau kesenangan. Saat ini dengan adanya kemampuan ponsel yang memiliki GPS (Global Positioning System), memungkinkan pengguna ponsel maupun ponsel yang hilang bisa dideteksi keberadaannya hingga sudut bumi manapun, yang disertai dengan pengembangan tingkat keamanan yang lebih maju, pengguna ponsel hendaknya juga pro aktif menjaga ponsel seperti menjaga barang berharga miliknya yang lain. Perubahan sosial pada masyarakat yang diakibatkan karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang telekomunikasi ponsel harus dihadapi dengan memberikan pengertian, pemahaman akan manfaat dari penggunaan ponsel itu sendiri. Setiap kemajuan yang positif selalu dibarengi dengan adanya dampak negatif dari adanya kemajuan teknologi terse
but.

oleh : IntanPuspitaSari07220065/PertekomIII-D

Perkembangan Teknologi Blog


Saat ini blog sudah menjadi gaya hidup bahkan lebih penting daripada nyawa. Salah satunya penduduk China yang tetap ngeblog meski dilanda gempa hebat beberapa waktu lalu.
Istilah blog muncul pertama kali pada tahun 1997 oleh Jorn Barger. Istilah itu digunakan oleh Barger untuk menyebut website yang berisi catatan-catatan harian si websurfer. Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman “What’s New” pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic sendiri adalah browser pertama sebelum kemunculan dari Internet Explorer. Tapi ada yang mengatakan bahwa blog pertama adalah website pribadi milik Justin Hall.
Ketenaran blog dipicu oleh kejadian 9 September 2001, yaitu serangan ke gedung kembar WTC. Kala itu banyak warga Amerika yang membanjiri internet untuk mencari tahu mengenai kejadian itu. Ternyata banyak rekaman atau catatan-catatan pribadi dari orang-orang yang mengalami atau melihat langsung kejadian itu. Sejak saat itu blog menjadi alternatif sumber informasi dan berita. Nah sejak saat itu blog menjadi suatu trend dan banyak orang membuat blog. Para pemilik blog disebut juga blogger.
Bagaimana dengan di Indonesia? Perkembangan blog di negara kita tak jauh beda. Diawali tahun 1999-2000 dan menjadi trend di tahun 2003. Bahkan di tahun tersebut blog sudah dianggap memiliki potensi.
Nah tahun-tahun belakangan ini, blog sudah menjadi sumber nafkah sebagian blogger di Indonesia. Banyak blogger yang sudah meraup ribuan dollar menjadi netpreanur, seperti cosa, atau yang lainnya. Selain masyarakat ‘biasa’, banyak tokoh-tokoh masyarakat yang ikut ngeblog. Mulai dari konsultan perusahaan sampai dengan seniman juga mempunyai blog pribadi. Tentu saja isi dari blog tersebut bervariasi, tergantung profesi yang mereka tekuni.
Nah walaupun ada tokoh yang apatis terhadap perkembangan blog dan blogger, tapi menurut saya blog akan terus berkembang dan exist sepanjang masih hidupnya internet di dunia ini.
Semakin banyak jumlah blog.
Semua tahu kalau jumlah blog dan blogger Indonesia terus bertambah banyak. Namun bukan berarti pertumbuhan itu akan diikuti oleh pertumbuhan konten positif. Perhatikan deh, semakin hari semakin banyak saja buku terbit yang bertemakan “menjadi kaya dengan blog.” Buku-buku itu mengesampingkan hakikat blog sebenarnya, yakni sebagai media penyaji informasi dan komunikasi antara penulis dan pembacanya.
Blog menjadi media komunitas.
Di akhir 2008 kemarin muncul Facebook Connect, dimana Facebook kini memungkinkan setiap situs memanfaatkan database anggota Facebook. Setiap situs dimungkinkan untuk membuat komunitasnya sendiri dengan mengkoneksikannya dengan API Facebook. Blog berbasis WordPress kini sudah menyediakan plugin-nya, dan contohnya bisa dilihat di sidebar kanan blog ini.
Dengan plugin ini, pengunjung bisa berkomentar menggunakan login Facebook, dan setiap komentarnya di blog ini bisa muncul pula di profil dirinya di Facebook. Ini baru awal. Di tahun 2009, pengembangan yang muncul pasti bisa beraneka ragam. Bisa jadi, beragam game dan aplikasi Facebook lainnya nanti bisa ikut pula terintegrasi dalam blog. Bisa jadi pula, kita nanti bisa memanfaatkan fitur-fitur wall, discussion board, video player, yang terintegrasi dengan blog yang kita miliki. Lama-kelamaan, blog yang tadinya adalah ranah pribadi, semakin berkembang menjadi ranah komunitas para pembacanya.
Selain itu juga ada Google Friend Connect, yang punya konsep serupa. Contohnya juga bisa dilihat di sidebar kanan blog ini. Sekarang aplikasi yang dikembangkan untuk Google Friend Conncet ini memang masih sedikit, seperti shoutbox (dulu pernah dipasang pula di blog ini). Yang bisa mengirimkan komentar di shoutbox hanyalah mereka yang sudah tergabung dalam Google Friend Connect. Di tahun 2009, aplikasi yang muncul pasti akan semakin banyak. Bisa jadi akan pula terintegrasi dengan Google Gadget, sehingga kita bisa melihat horoskop/bermain game/membaca berita yang difavoritkan oleh anggota lainnya.
Batasan blog dan media mainstream semakin kabur.
Di Indonesia tren membangun portal berita kembali menanjak. Setiap media elektronik ingin punya versi portalnya sendiri. Bahkan isunya Vivanews saja mengeluarkan dana hingga 15 milyar hanya untuk portal tersebut, dan berharap bisa break even point dalam 3 tahun. Berhasil atau nggak, tergantung pelaksana Vivanews yang punya rencana. Jelas kalau hanya mengandalkan penjualan spot iklan akan susah mengejarnya. Belum lagi, ada yang memprediksi belanja iklan para pemasar produk di tahun 2009 menurun, yang tentunya akan berimbas pada persaingan sengit dengan portal-portal berita yang lebih dulu ada.
Buat mereka yang tidak punya bujet sebesar itu, namun ingin terjun di dunia online, bisa jadi akan melirik alternatif lain dengan bujet yang lebih masuk akal. Di luar, banyak media memanfaatkan format blog sebagai model penyampaian berita. Skala blog yang awalnya hanya ditulis individual dan hanya membahas satu tipe topik akan membesar. Blog diisi oleh banyak penulis dengan topik yang lebih melebar pula, layaknya sebuah majalah yang biasa kita baca. Pola-pola penyampaian berita seperti yang dilakukan oleh Gawker, Inquisitr, Huffington Post, atau Techcrunch menjadi alternatif dibandingkan memikirkan pengelolaan portal berita yang mahal.

Semakin banyak politisi ngeblog.
Semua sudah tahu cerita Obama yang memanfaatkan media sosial untuk membantu kampanye politiknya. Politisi pun mungkin banyak yang sudah tahu. Mereka juga tahu kalau 10% penduduk Indonesia ini doyan internet. Melakukan pendekatan kepada para pengguna internet Indonesia sudah menjadi kewajiban kalau mereka ingin bisa sukses di Pemilu mendatang.
Blog menjadi media yang paling mudah dipakai untuk mereka bercerita tentang program mereka. Namun akan sangat disayangkan bila tujuan mereka ngeblog adalah untuk mencari dukungan suara belaka saja. Hal ini tidak berbeda dengan mereka yang ngeblog hanya untuk mencari uang belaka. Harapannya sih, mereka ngeblog dengan tujuan yang lebih mulia, yakni memberikan pendidikan politik bagi warga internet. Jadi, tidak peduli apakah mereka nanti dipilih atau tidak, kegiatan ngeblog harus terus mereka jalankan.
Semakin banyak ulasan produk dilakukan oleh para blogger.
Tahun 2008 saja sudah ada beberapa produk yang melakukan advertorial di beberapa blog. Mereka memilih blog tertentu yang target pembacanya sesuai dengan target produk mereka. Memang tahun 2008 masih banyak yang sifatnya sebagai coba-coba. Advertorial bisa berupa pesanan tulisan dari pemilik produk. Untuk rangkaian kata-katanya blogger dibebaskan untuk menulisnya. Blogger bebas pula memberikan opini dan kritikan seputar produk tersebut. Atau, bisa juga blogger diundang untuk menghadiri suatu acara khusus, lalu penyelenggara acara berharap blogger mau menuliskan pengalamannya di blognya. Memang belum ada yang membuktikan efektifitas keberhasilan cara ini. Namun karena biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, pasti akan semakin banyak pemilik produk yang ikut mencoba. 


oleh : IntanPuspitaSari/072200065/PertekomIII-D

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI RADIO

 Radio jaman dahulu merupakan salah satu sarana penyampaian berita atau informasi dari satu tempat ke tempat lain. Pada tahun 1896, Marconi menemukan transmisi radio yang kelak menjadi bagian dari bisnis. Tahun 1912, pada kejadian “Titanic” yang menggemparkan dunia, telegraph dengan kode morse yang menggunakan Marconi’s wireless system, digunakan untuk menyampaikan berita.Reginald Fesseden mencoba broadcast suara dan music melalui gelombang radio pada tahun 1906 dan pada tahun 1920 Frank Conrad memulai broadcast regular pada tahun 1930-1940, program-program selain musik sudah mulai diputar di stasiun radio.1950, Sitcom seperti drama, quiz, opera sabun, alam, dan superhero dipindahkan ke televisi. Tahun 1960, FM radio sudah mulai dikenal, FM memiliki suara yang bagus dan lebih banyak stasiunnya, seperti beberapa stasiun bisa dijangkau dalam satu frekuensi.Pada tahun 1992 di Amerika Serikat, dimulainya revolusi siaran radio berbasis satelit. Badan pengatur telekomunikasi di AS mengalokasikan sebuah spektrum di band frekuensi “S” ( sekitar 2,3 GHz ) untuk siaran nasional (di AS) berbasis satelit dengan menggunakan audio digital. Hanya ada 4 perusahaan yang mengajukan diri untuk mendapatkan ijin siaran. Tahun Tahun 1997, FCC memberi izin kepada: CD Radio (yang berganti nama menjadi Sirius Satellite Radio) dan American Mobile Radio (yang berganti nama menjadi XM Satellite Radio).
Hingga tahun 2003 kemudian dibuat puluhan model penerima radio XM yang diproduksi oleh enam perusahaan elektronika utama pendukung hadirnya XM Radio. Yaitu : Pioneer Electronics, Sony Electronics, dan Alpine Electronics. Penerima-penerima Xm ini membuat pelanggang dapat menerima siaran digital kualitas tinggi di seluruh AS. XM Radio memancarkan 101 saluran yang berisi program acara: musik, berita, wawancara atau talk show, olahraga, komedi, dan acara anak-anak. Ke-101 saluran itu dipancarkan bersama-sama ke satelit. Para pelanggan dapat menerima langsung dari satelit atau melalui stasiun pengulang (repeater) yang ada.
Internet Radio’s Technology — Radio internet dimulai dari ekperimen tahun 1993,  menggunakan teknologi awal seperti MBONE (IP Multicast Backbone di Internet).  Sejak tahun 1995 semakin banyak stasiun radio yang mulai menempatkan sinyalnya di situs internet, tetapi kebanyakan satsiun radio secara penuh terpisah dari radio yang disiarkan dan dapat didengar hanya melalui internet.  Ratusan stasiun radio mengudara melalui situs seperti Yahoo!, dengan alasan agar lebih dijangkau oleh pendengar.  Banyak radio internet (yang hanya ada di internet) tidak dapat ditemukan di udara.  Radio internet dengan kualitas suara bening hanya dapat dinikmati jika anda mempunyai hubungan internet yang cepat dan bagus.  Sejak ditemukannya koneksi internet tanpa kabel, mendengarkan radio internet di mobil, di handphone atau melalui perangkat stereo menjadi memungkinkan. 
NTT Do Co Mo meluncurkan telepon genggam yang memanfaatkan fasilitas frekuensi radio yang paling sering digunakan untuk keperluan perkantoran, karena dapat memudahkan absensi, pembukaan pintu kantor, penggunaan internet, shopping sebagai ID card.
Reaksi Masyarakat Indonesia atau Luar Negri terhadap Munculnya Radio
Dengan munculnya radio, masyarakat mulai terpengaruh adanya informasi yang disampaikan, bagaimana seseorang meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa. hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Analisis Perubahan di Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi karena Adanya Radio
Dengan adanya media radio, ternyata bisa juga mempengaruhi bangunan budaya, sosial, dan ekonomi. Dari aspek social perubahan bisa terjadi melalui interaksi yang dilakukan pada saat penyiaran berlangsung. Masyarakat dapat bertukar informasi, pengalaman dan bisa membentuk jejaring social baru didalam penyiaran tersebut. Dan dari aspek budaya, perubahan bisa terjadi melalui perkembangan informasi-informasi yang masuk dalam penyiaran radio tersebut. Sedangkan dari aspek ekonomi, perubahan yang didapat adalah lembaga penyiaran akan melihat bagaimana peminat memberikan respon yang baik terhadap segala bentuk layanan informasi yang disampaikan penyiar. Dengan begitu bisa diperjelas sediki banyaknya iklan yang masuk dalam penyiaran radio tersebut. Maka dari itu, masyarakat sendiri berkepentingan untuk mereproduksi informasi yang dirujuk dari media. Masyarakat atau khalayak mengalami ketergantungan terhadap media karena hendak memenuhi kebutuhan akan informasi serta mencapai tujuan tertentu dari proses mengkonsumsi media. Meskipun demikian, ketergantungan bukan berarti memiliki kesamaan dalam mengakses semua media. Sumber ketergantungan itu terutama dipicu oleh aspek kelengkapan atau akurasi dan komprehensivitas anasir informasi yang disajikan, di samping oleh kebiasaan yang diciptakan situasi sosial atau lingkungan khalayak. Ini artinya, media memiliki peran penting untuk dan terhadap perubahan kebudayaan, tetapi masyarakat itu memiliki pilihan-pilihan rasional tersendiri ketika jumlah media massa yang tersedia relatif banyak. Tidak semua yang ditawarkan/tayangkan memperoleh respon yang signifikan. Padahal, lembaga penyiaran itu sendiri – umumnya bisa bertahan eksis ketika memiliki penonton/pendengar yang jelas. Kejelasan penonton/pendengar akan berpengaruh kepada banyak masuknya iklan. Lewat dana iklan itu pula, lembaga penyiaran bisa menghidupi lembaga termasuk pegawainya.
Peran Pemerintah dalam Proses Difusi Radio
Sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi pada radio, pemerintah daerah sebagai fasilitator untuk memperlancar arus komunikasi dan penyebaran informasi iptek (diseminasi), ternyata masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat kapabilitas lembaga tersebut kurang memadai serta belum optimalnya intensitas komunikasi pada proses pendampingan dan pembinaan program iptekda tersebut. Padahal pemerintah daerah dapat berperan dalam menentukan sarana dan prasarana melalui berbagai kebijakan yang dibuatnya untuk menciptakan arus komunikasi yang memadai. Siaran yang bermutu (berkualitas) akan menguntungkan banyak pihak. bisa diukur dari peningkatan kualitas kehidupan anak bangsa, seperti peningkatan sikap humanisme, pluralisme, universalisme, dan cita rasa estetika — tetapi berbasis kepada budayanya sendiri. Karena, muatan-muatan yang ada dalam siaran, juga berperan dalam pembentukan dan karakter atau identitas nasional suatu bangsa. Salah satunya KPI/KPID yang bertugas menyeleksi atas meningkatnya kualitas kehidupan yang humanistik, pluralistik, universalistik, dan estetik, agar tidak terjadi gap-budaya dalam suatu lingkup daerah. Pada saat yang sama, perlu juga para stakeholder meyakini bahwa begitu banyak nilai-nilai budaya bangsa sendiri yang berkualitas tinggi yang perlu diangkat dan dijadikan sumber-sumber inspirasi untuk siaran dalam media radio tersebut.

oleh : IntanPuspitaSari/07220065/PertekomIII-D

KOMPUTER DAN MEDIA BARU

Komputer adalah teknologi yang berpengaruh dalam kehidupan manusia saat ini. Komputer telah menyentuh semua aspek kehidupan manusia, dan sekarang ini banyak aspek vital seperti keamanan, transportasi yang bergantung pada komputer.
Kata media berasal dari bahasa latin yang memiliki arti sebagai perantara sebuah informasi dengan penerima informasi.
New media berawal dari bentuk komunikasi bermedia computer atau computer-mediated communication (CMC). CMC adalah di mana jaringan komputer digunakan sebagai jaringan komunikasi elektronik, dan dilengkapi oleh internet. Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum, dsb yang menggunakan computer sebagai medianya.
Faktor berkembangnya internet di dunia adalah karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan penggunanya. Selain itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk mencari informasi lewat internet dari berbagai belahan bumi lebih efisien daripada mencari informasi lewat media cetak atau media lainnya. Lewat internet kita bisa mencari data dalam berbagai bentuk, mulai dari sekedar tulisan, sampai video klip yang bergerak.
Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-commerce atau e-business. Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas.
Perkembangan Teknologi dengan Adanya Jejaring Sosial di Internet
Di dunia jejaring sosial, kehadiran internet telah mampu memfasilitasi situs yang dapat menghubungkan segala macam orang di berbagai belahan dunia dengan tingkat interkonektivitas dan interaktivitas yang sangat tinggi. Dua tahun lalu barangkali baru sedikit orang yang memakai facebook, dan lebih sedikit lagi yang mengenal twitter. Namun kini orang-orang telah banyak menggunakan jasa layanan situs pertemanan itu, mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing layanan. Hal ini ditangkap sebagai sebuah peluang bagi provider telepon seluler, yang memudahkan pemakaian internet dari fasilitas yang tersedia. Belum lagi semakin populernya smartphone blackberry menjadikan tingkat penggunaan situs jejaring sosial itu semakin tinggi. Video porno orang-orang mirip artis yang belakangan santer terdengar di televisi, tidak akan semenghebohkan itu jika tidak lebih dahulu ter-upload lewat internet dan semakin mendapat popularitas berkat tulisan para pengguna situs jejaring sosial tersebut. Dari ilustrasi tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sangat dimungkinkan terhadap hubungan yang bersifat timbal balik antara perkembangan teknologi dan pola-pola komunikasi yang berlangsung. Selain itu, jejaring social juga ikut terkait dengan adanya demokrasi. Objeknya adalah orang-orang yang memiliki sudut pandang dan aspirasi berbeda dengan orang lain. Sehingga dengan adanya aspirasi, opini public dapat berpengaruh penting terhadap media dan memberikan kekuatan massa bagi pelaku jejaring social tersebut.


oleh : IntanPuspitaSari/07220065/PertekomIII-D




Implementasi Teknologi Komunoikasi


Tiga Aliran Merespon atau Memahami Perkembangan Teknologi Komunikasi :
  • Dystopian adalah aliran yang sangat berhati – hati dan bersikap kritis terhadap penerapan teknologi.
  • Neo-Futuris adalah Aliran yang tidak kritis yang sedang berlangsung menerima hal-hal baru.
  • Tekno-Realis adalah Aliran yang mengakui teknologi digital mempunyai manfaat-manfaatpraktis yang dapat digunakan.
Urutan Bagaimana Masyarakat Bisa Mengenal Teknologi Komunikasi :
Masyarakat band (Pra Bicara) -> Masyarakat Tribal (Bicara) -> Masyarakat Agraris (Tulisan) -> Masyarakat Komersial Perkotaan (Cetekan) -> Masyarakat Industri (Media Cetak/Elektronik) -> Masyarakat Paska Indistrial (Cybernetic) -> Masyarakat Informasi (Komputer)
Proses Implementasi Teknologi Komunikasi
  • Agenda Setting bertugas Memunculkan suatu ide teknologi Komunikasi.
  • Matching bertugas mencocokan teknologi komunikasi dengan kebutuhan adopsi inovasi
  • Redefining bertugas mengatur, menyusun, dan memodif struktur lembaga.
  • Clarifying bertugas meyakinkan pada anggota terhadap tekanan
  • Routinizing bertugas setelah teknologi komunikasi sudah diketahui menjadi bagian insfrastruktur.
Kategori Adapter :
  1. Innovator adalah Orang-orang yang lebih dapat membentuk komunikasi dengan baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
  2. Early Adaptor (Perintis/Pelopor) sebagai perintis dalam menerima inovasi, sehingga sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
  3. Early Majority (Pengikut Dini/Awal) adalah orang yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi.
  4. Late Majority (Pengikut Akhir) adalah golongan orang yang lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi, hingga kebanyakan orang bisa menerima inovasi tersebut.
  5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional) adalah Kelompok yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka.
Konvergensi adalah Benda / lebih bertemu / bersatu di suatu titik pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat. (kombinasi beberapa industri - komputer, komunikasi, elektronika rumah tangga, hiburan yang bertukar data digital).
Ditimbulkan karena adanya dorongan kebutuhan akan fungsi media dan teknologi yang telah memungkinkan integrasi menjadi fungsi-fungsi dari beberapa media.


oleh : IntanPuspitaSari/07220065/PertekomIII-D

PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Kata teknologi berasal dari bahasa latin yang berakar dari kata textere, yang artinya menyusun atau membangun.
Teknologi Textere menyusun, membangun
Teknologi merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan di antara dua orang atau lebih dalam jarak fisik dengan kelima indera dapat digunakan dan feed back langsung ada di dalamnya.
Jadi, Teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers,1986)
Ciri-ciri TEKNOLOGI KOMUNIKASI
  • Teknologi Komunikasi adalah alat
  • Teknologi Komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik
  • Teknologi Komunikasi membawa nilai-nilai dari struktur yang melahirkannya
  • Teknologi Komunikasi berfungsi meningkatkan kemampuan indra manusia.
teknologi memiliki dua aspek, yakni hardware (yang terdiri dari obyek material atau fisik) dan software (terdiri dari informasi untuk mengoperasikan hardware). Karena sifat hardware yang visible, terkadang mempengaruhi persepsi kita tentang teknologi komunikasi (selalu berpersepsi pada aspek hardware).
Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individumelintasi batas ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya (McLuhan, 1965). Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia (a window to the world) dan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa perlu hadir langsung di lokasi kejadian (Noegroho, 2010: 4).
PERBEDAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi adalah pengolahan dan penyebaran data dari hasil dari kerjasama komputer dan telekomunikasi. Teknologi informasi menitik beratkan bagaimana data diolah. Sedangkan teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain.
Menurut Rogers, pesan yang dibawa teknologi komunikasi mendidik pemakainya untuk:
  • Melakukan demasifikasi: Demassified atau demasifikasi adalah sebuah perubahan dari penggunaan secara massal (massification) teknologi komunikasi menjadi penggunaan secara individual. Demasifikasi bisa juga diartikan sebagai sebuah era yang ditandai oleh semakin aktifnya user/ komunikan/ khalayak/ konsumen/ dalam penggunaan media yang dipakainya. Perusahaan kontrol berubah dari produsen ke konsumen. Konsumen dengan bebas memilih media sesuai pesan yang diinginkannya (http://elisabetyas.wordpress.com/2008/11/24/dampak-positif-dan-dampak-negatif-pocket-pc-phone/) .
  • Menyesuaikan diri
  • meningkatkan interaksi
TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN MASYARAKAT INFORMASI
Technological change has placed communication on front of lines of a social revolution” (William Paisley). Perubahan teknologi telah menempatkan komunikasi pada lini terdepan pada revolusi sosial.
Munculnya teknologi komunikasi pada hakekatnya didorong oleh kebutuhan untuk gerak atau perpindahan materi pesan supaya dapat mengatasi ruang dan waktu. Perkembangan teknologi komunikasi yangpesat merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat informasi.
Masyarakat informasi adalah masyarakat yang:
  • Menjadikan informasi sebagai komuditas yang sangat berharga ekonomis
  • Berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global
  • Mengakses informasi superhigway.
Perkembangan teknologi komunikasi dunia cyber sepert internet bagi setiap bangsa di dunia, tidak bisa terhindarkan dari terjangan arus informasi yang sangat deras. Arus informasi baik yang positif maupun negatif tidak mampu terbendungkan dan dapat dengan mudah di akses oleh semua orang.
Mahkluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan informasi untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dan untuk mendapatkan informasi tersebut manusia perlu berkomunikasi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi yang sedemikian super-high speed ini, berakibat pada informasi sangat berlimpah dan seolah-olah tidak mempunyai batas lagi. (Noegroho, 2010: 6-7)
Dissayanake (1983) mengartikan revolusi komunikasi sebagai peledakan teknologi komunikasi seperti terlihat melalui meningkatnya penggunaan satelit, mikro-prosesor komputer, dan pelayanan radio tahap tinggi, serta perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi yang ditempa oleh bidang sosial, ekonomi, politik, kultur, dan gaya hidup manusia. Sedangkan Schramm (1988) mengingatkan bahwa perkembangan yang dinamakan revolusi komunikasi adalah merupakan bagian dari serangkaian perubahan yang telah berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia selama ini. (Nasution, 1989: 2)
Menurut Majid Tehranian (1982), dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan yakni kekuatan teknologis, sosio-ekonomi, dan politik. Tiga kekuatan ini yang mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu, bahkan suatu pandangan yang cukup realistik pun harus mempertimbangkannya, yaitu:
  1. Eksplosi teknologis yang bergerak cepat di lapangan komunikasi dimana revolusi dalam bidang satelit komunikasi dan teknik mikro-prosessor mencerminkan dua ilustrasi yang paling dramatis. Konvergensi dari enam teknologi yang masing-masing berkembang secara agak terpisah yakni: percetakan, penyiaran, point to point communication, komputer, satelit dan mikro-prosessor menjadi suatu revolusi teknologi yang telah dicirikan sebagai revolusi industri kedua.
  2. Di pihak lain, perangkatkekuatan kedua telah dibentuk oleh dorongan demokratisasi dari suatu proses revolusioner sedunia yang bermula dari dikenalnya media massa.
  3. Sementara media telah berfungsi sebagai saluran baik bagi berlangsungnya konflik ideologis sebagai pembangkit konsensus sedunia, krisis dimensi sedunia juga telah memberikan sumbangan bagi tumbuhnya suatu “suku baru” (new tribe) warga negara dan organisasi dunia yang melintasi batas-batas dan kesetiaan nasional. (Nasution, 1989:7)

Teknologi komuniksi memiliki keterkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Bisa saja pemakaian teknologi komunikasi menguntungkan, misalnya meningkatkan produktivitas, memperpendek waktu dan jarak. Tetapi, tidak berarti ia tidak menimbulkan persoalan. Sehubungan dengan hal tersebut, tepatlah diungkap bahwa ada dua jenis konsekuensi sosial teknologi komunikasi yang penting, yaitu:
(1) Perubahan Hubungan Sosial;
(2) Transformasi Sosial.

Selain itu, juga terdapat konsekuensi kultural teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu:
(1) Perubahan Sistem Nilai dan Norma;
(2) Penyerahan Sebagian Otoritas Diri pada Teknologi Komunikasi.


oleh : IntanPuspitaSari/07220065/PertekomIII-D